Jumat, 07 September 2012

Renungan


Satu hal sebagai bahan renungan indahnya malam pertama, tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi, bukan pula malam pertama sebagai pengantin baru. Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut.
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu sang mempelai sangat dimanjakan,
Mandipun harus dimandikan..
seluruh badan terbuka, tanpa sehelai benang pun menutupinya.
Tak ada rasa malu seluruh badan digosok, dibersihkan kotoran dari lubang hidung sampai (maaf) anus
Bahkan lubang-lubang itu ditutupi kapas putih
Itulah sosok kita..  Itulah jasad kita

Setelah dimandikan kita akan dipakaikan gaun berwarna putih . Kain itu jarang orang memakainya, bermerk sangat terkenal bernama “kafan”. Wewangian ditaburkan dibaju kita, bagian kepala, badan dan kaki diikat. Keranda pelaminan disiapkan. Pengantin bersanding sendirian.

Mempelai diarak keliling kampung, diiringi tetangga menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul dari tanah kembali ke tanah. Kita diiringi langkah seluruh keluarga, serta rasa haru para kerabat. Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimat dzikir. Akad nikahnya bacaan talkin, berwalikan liang lahat. Saksi-saksinya, nisan yang datang terlebih dahulu. Siraman air mawar penghantar akhir kerinduan.

Dan akhirnya..

Tibalah masa pengantin menunggu dan ditinggal sendirian untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan. Malam pertama bersama kekasih ditemani rayap dan cacing tanah. Dikamar bertilamkan tanah, ketika 7 langkah telah pergi kita akan ditanya oleh malaikat.

Kita tidak tahu akankah memperoleh nikmat kubur atau siksa kubur, kita tak tahu dan tak seorang pun yang tahu. Tapi anehnya kita tidak pernah galau ketakutan dengan hal itu.
Sudah siapkah kita dengan malam pertama?

Salam SuksesMulia

By: @AryAgrahwan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar