Satu hal
sebagai bahan renungan indahnya malam pertama, tapi bukan malam penuh
kenikmatan duniawi, bukan pula malam pertama sebagai pengantin baru. Justru malam
pertama perkawinan kita dengan Sang Maut.
Sebuah malam
yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu sang
mempelai sangat dimanjakan,
Mandipun harus
dimandikan..
seluruh badan
terbuka, tanpa sehelai benang pun menutupinya.
Tak ada rasa
malu seluruh badan digosok, dibersihkan kotoran dari lubang hidung sampai
(maaf) anus
Bahkan
lubang-lubang itu ditutupi kapas putih
Itulah sosok
kita.. Itulah jasad kita
Setelah
dimandikan kita akan dipakaikan gaun berwarna putih . Kain itu jarang orang
memakainya, bermerk sangat terkenal bernama “kafan”. Wewangian ditaburkan
dibaju kita, bagian kepala, badan dan kaki diikat. Keranda pelaminan disiapkan.
Pengantin bersanding sendirian.
Mempelai diarak
keliling kampung, diiringi tetangga menuju istana keabadian sebagai simbol asal
usul dari tanah kembali ke tanah. Kita diiringi langkah seluruh keluarga, serta
rasa haru para kerabat. Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimat dzikir. Akad
nikahnya bacaan talkin, berwalikan liang lahat. Saksi-saksinya, nisan yang
datang terlebih dahulu. Siraman air mawar penghantar akhir kerinduan.
Dan akhirnya..
Tibalah masa
pengantin menunggu dan ditinggal sendirian untuk mempertanggungjawabkan seluruh
langkah kehidupan. Malam pertama bersama kekasih ditemani rayap dan cacing
tanah. Dikamar bertilamkan tanah, ketika 7 langkah telah pergi kita akan
ditanya oleh malaikat.
Kita tidak
tahu akankah memperoleh nikmat kubur atau siksa kubur, kita tak tahu dan tak
seorang pun yang tahu. Tapi anehnya kita tidak pernah galau ketakutan dengan
hal itu.
Sudah siapkah
kita dengan malam pertama?
Salam
SuksesMulia
By:
@AryAgrahwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar