Saya mengenal dia ketika saya
masuk SMA, awalnya saya hanya sebatas biasa saja untuk mengenal dia, tapi
belakangan menjadi teman akrab karena mempunyai hobbi yang sama. Namanya Bimo
Prakoso, laki-laki ini 3 tahun selalu bersama saya dibangku SMA. Sampai
akhirnya bangku kuliah memisahkan kita.
Setelah kuliah kami jarang
berkomunikasi, hanya sebatas bertemu saja ketika ada undangan pertemuan di
rumah teman. Yang saya kagumi dari dia adalah, dia kuliah sambil kerja, ini
yang membuat dia unggul dari saya. Luar biasa! Saya Sangat salut dengan dia.
Dia sempat berucap kepada saya ketika ada pertemuan, “Gue kerja untuk keluarga,
gue mau cari uang sendiri walaupun hanya uang untuk jajan gue sehari-hari”.
Kata-kata ini sangat membuat hati saya gemetar. Sangat jauh dibanding saya.
Sampai akhirnya dia mengalami
perubahan drastis, pola mindsetnya terbuka, dan dia tegaskan kalau dia ingin
jadi pengusaha, dia sempat berkata “Gue mau sukses diusia muda, gue lebih dulu
punya pengalaman kerja dibanding teman gue, jadi ketika nanti gue lulus, yang
lain lagi sibuk cari kerja, gue udah punya kendaraan sendiri” saya mengaminkan
doa dia
Saya bisa merasakan kekuatan
ketika dia berucap seperti itu, saya pun mendapat kabar kalau dia sudah mulai
merutinkan Sholat Dhuha, Sholat Tahajud, maupun Sedekahnya. Jeger!! Habislah
saya, kalah telak saya dibanding dia, dia adalah guru kehidupan saya. Salut!
Dia selalu ‘mengosongkan gelasnya’ untuk bertemu seseorang. Dia lebih banyak
mendengar dibandingkan berbicara.
Mentalnya kuatnya sudah ada
semenjak dia SMA, saya sangat mengenal dia. Sosok inspirasi untuk saya, salah
satu guru kehidupan juga, saya masih belajar untuk melatih mental baja saya.
“ngapain gengsi kalo jualan, kalo udah kaya maka hidup kita yang bergengsi” itu
adalah kalimat yang membuat saya kembali berbenah dari sekarang. Ucapan
terimakasih kepada guru kehidupan saya Bimo Prakoso
Salam SuksesMulia
By: @AryAgrahwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar