"No one can make you jealous, angry, vengeful, or greedy -
unless you let him. - Tak seorangpun membuat Anda cemburu, marah,
mendendam, atau rakus - kecuali Anda mengijinkannya."
Napoleon Hill
Dalam pergaulan sehari-hari wajar jika kita tidak selalu bersanding
dengan kemesraan bersama teman-teman maupun keluarga, kerabat, kolega
bisnis dan lain sebagainya. Ada kalanya terjadi benturan kecil atau
besar. Tak jarang kita juga bertemu dengan orang-orang yang bersikap
negatif, misalnya senang menghina, ikut campur urusan pribadi, memotong
pembicaraan, merusak kebahagiaan, menghancurkan impian, senang
menertawakan merendahkan dan lain sebagainya. Benturan-benturan maupun
sikap negatif tersebut dapat menimbulkan sakit hati yang luar biasa.
Tidak semua orang di antara kita berjiwa besar untuk melepaskan sakit
hati tersebut. Meskipun demikian, usahakan untuk melepaskan sakit itu
secepat mungkin sebelum meracuni jiwa kita. Pengalaman di sepanjang
hidup saya memberikan pelajaran berharga bahwa memelihara sakit hati
hanya menimbulkan kerugian dan kesulitan belaka.
Sebuah kisah berikut ini mungkin dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas betapa tidak enaknya menyimpan rasa sakit hati. Dikisahkan tentang
seorang guru yang memberikan tugas cukup unik kepada para anak didiknya
untuk mata pelajaran budi pekerti. Hari itu siswanya di kelas 3 SD
diminta untuk memasukkan kentang kedalam sebuah kantong plastik, sesuai
dengan jumlah orang yang tidak disukai. Jika siswa membenci banyak
orang, maka semakin banyak pula kentang yang ia masukkan kedalam
plastiknya.
Tugas selanjutnya adalah para siswa diwajibkan membawa kentang-kentang
tersebut kemanapun mereka pergi selama satu minggu. Hari pertama, kedua
dan ketiga para siswa masih belum banyak mengeluh. Tetapi menginjak hari
ke-4 sampai hari ke-6, hampir seluruh siswa itu mengeluh, karena merasa
sangat tersiksa membawa beban yang cukup berat apalagi kentang-kentang
itu mulai membusuk dan berbau. Setelah satu minggu barulah
kentang-kentang itu dilepaskan, murid-murid itupun merasa sangat lega.
Kisah tersebut mengisyaratkan alangkah ruginya menyimpan rasa sakit
hati terus menerus. Salah satunya mungkin sakit hati itu menyebabkan
tubuh kita menjadi cepat letih dan sakit. Selanjutnya, menyimpan rasa
sakit hati dapat menghambat upaya kita mencapai tujuan-tujuan yang lebih
tinggi dan usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sebaliknya, bila kita berbesar hati melepaskan sakit hati itu maka kita
akan lebih mudah memetik manfaat darinya. Meskipun usaha itu tidak
mudah, tetapi selama Anda berkemauan maka tidak akan ada yang sulit.
Semoga beberapa tips berikut ini memudahkan usaha Anda melepaskan diri
dari rasa sakit hati.
Berbicara tentang upaya melepaskan diri dari sakit hati tentunya kita
harus terlebih dahulu menjernihkan hati kita agar dapat memandang
persoalan dengan jernih pula. Koreksilah diri sendiri, bersihkan hati
dari kotoran temasuk iri, dengki, sirik, pelit, culas dan lain
sebagainya. Pastikan bukan diri Anda sebenarnya yang keliru atau terlalu
sensitif, sehingga orang lain berbuat sesuatu yang wajar saja tetapi
bagi Anda sudah menyakitkan hati.
Bila hati nurani sudah dapat memastikan tidak ada yang salah dalam diri
Anda, maka cara yang dapat Anda tempuh untuk melepaskan sakit adalah
tersenyum tulus dan selalu menampilkan wajah ceria untuk melepaskan
sakit hati terhadap orang yang sudah menyakiti hati Anda. Karena tanpa
mereka sadari sebenarnya sikap buruk mereka justru mengasah hati nurani
Anda semakin tajam. Anda sudah merasakan betapa tidak enaknya dihina,
dihasut, difitnah, dimanfaatkan dan lain sebagainya, sehingga Anda tidak
akan berani melakukan sikap buruk yang sama. Secara tidak langsung
mereka sudah menyebabkan kebaikan-kebaikan di dalam hati nurani Anda
semakin indah terpancar dalam sikap maupun perbuatan Anda.
Berusahalah bersikap manis sebagai bentuk terima kasih kepada orang
yang sudah menyebabkan Anda sakit hati. Bagaimanapun juga mereka sudah
menginspirasi Anda untuk mendidik diri sendiri maupun keturunan Anda
untuk tidak melakukan sikap serupa. Sehingga diri Anda maupun keturunan
Anda nanti lebih terkontrol untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat
menyakiti orang lain.
Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa orang-orang yang sudah menyakiti hati
Anda itu memiliki andil yang sangat besar membesarkan tekad dan
kemampuan Anda. Mereka sudah membuat Anda memiliki pribadi yang kuat dan
sabar. Sehingga Anda tidak mudah goyah menghadapi situasi sesulit
apapun dalam upaya mengejar cita-cita dan menjadi orang yang hebat.
Ini pengalaman pribadi ketika saya bekerja di sebuah perusahaan di
Malaysia belasan tahun yang lalu. Seseorang sudah berbuat culas,
sehingga karir dan investasi yang saya bangun dengan susah payah hancur
lebur tak bersisa dalam sekejap mata. Terus terang waktu itu saya sangat
terpukul dan sakit hati atas perbuatannya.
Cukup lama saya menyimpan rasa sakit hati pada atasan saya tersebut.
Tetapi kemudian saya berpikir alangkah bodohnya membiarkan kebencian
merasuki pikiran saya. Susah payah saya merasakan sakitnya hati,
sedangkan dia tidak ikut merasakan penderitaan saya.
Sejak saat itu saya bertekad untuk melupakan semua kenangan buruk
dengan menumpahkan seluruh kekesalan pada selembar kertas lalu
membakarnya. Saya bertekad bahwa kebencian saya harus lenyap seperti
hancurnya kertas itu dimakan api. Memori akan perlakuan buruk itu saya
jadikan semangat untuk memperbaiki keadaan, membangun usaha sampai
akhirnya saya memiliki bisnis seperti sekarang ini.
Saya ingin menyimpulkan bahwa solusi paling tepat untuk melepaskan
sakit hati sebenarnya hanyalah mengubah api kebencian itu menjadi api
semangat untuk berbenah diri. Lepaskanlah sakit hati agar langkah Anda
semakin ringan untuk mengejar impian yang lebih besar dan berarti dalam
hidup Anda. Melepaskan sakit hati memungkinkan Anda menjadi manusia
lebih baik dan hebat.
Salam SuksesMulia!
By: @AryAgrahwan
sumber: www.AndrieWongso.com